Sebenarnya syaitan itu pengecut. Syaitan tidak berani bertindak secara terang-terangan. Syaitan hanya bertindak secara sembunyi-sembunyi dan terhadap insan yang lalai saja.
Syaitan amat takut kepada manusia yang berani, yaitu insan beriman yang mengamalkan zikir dan bersenjatakan doa. Syaitan pengecut itu akan mundur menyembunyikan diri apabila ditentang oleh insan beriman seperti sabda Rasulullah s.a.w. (artinya):
"Apabila manusia menyebut nama Allah, ia (syaitan) akan mundur/lari; dan apabila manusia lalai, dia akan membisikkan kejahatan."
Surah An-Nas ialah surah yang ke-114 dalam al-Quran. Surah yang terdiri dari enam ayat ini diturunkan di Mekah setelah turunnya surah al-Falaq. An-nas artinya "manusia".
TERJEMAHAN SURAH AN-NAS
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah, lagi Maha Penyayang.1.Katakanlah (wahai Muhammad): "Aku berlindung kepada (Allah) pemelihara sekalian manusia,
2.Raja manusia(Yang menguasai sekalian manusia),
3.Tuhan yang berhak disembah oleh sekalian manusia,
4.Dari kejahatan pembisik, penghasut yang timbul tenggelam,*
5.Yang melemparkan bisikan dan hasutannya ke dalam hati manusia,
6.(Yaitu pembisik dan penghasut) dari kalangan jin dan manusia.**
*Nota 1:
Yakni yang "timbul" menjalankan bisikan dan hasutannya apabila manusia lalai dari mengingat Allah dan hukum agamanya, dan "tenggelam" (mundur/lari) pada saat seseorang ingat kepada Allah dan memikirkan balasan buruk yang disediakan oleh Allah untuk orang yang melakukan kejahatan (hasil bisikan dan hasutan itu).**Nota 2:
Surah ini mengajar kita memohon perlindungan dari bahaya batin yaitu bahaya perasaan waswas (ragu-ragu) dan ingatan buruk yang datang dr angkaramurka makhluk yang tidak kelihatan pada kita--(syaitan atau jin), dan dari tipu daya makhluk yang berupa manusia … .ULASAN
Dengan membaca surah ini kita memohon perlindungan Rabb Tuhan yang memelihara, yang memerintah dan yang disembah oleh manusia--agar melindungi diri kita dari kejahatan syaitan. Syaitan itu datang dan menghilang, timbul tenggelam membisikkan kejahatan di dalam hati manusia.Maksud hadis, dari Ibnu Abas r.a., katanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
Syaitan itu duduk (nongkrongi) di atas hati manusia; apabila manusia mengingat Allah, dia mundur; apabila manusia lalai, dia membisikkan kejahatan.
Hamka (Tafsir Al-Azhar, Juz 29--30, 1984: 296) memetik pandangan Ibnu Qatadah seperti yang berikut:
"Dikeduanya ada syaitannya. Di kalangan jin ada syaitan-syaitan, di kalangan manusia pun ada syaitan-syaitan."Jadi, syaitan itu bisa berupa syaitan (sebenarnya) yang tidak bisa dilihat dan syaitan (jadian) yang berupa manusia. Menurut Ahmad Sonhadji Mohamad dalam buku Tafsir Al-Quran Juz 30 (1990: 233),
"syaitan dari bangsa manusia lebih jahat dan sangat berbahaya dibanding syaitan dari bangsa jin".
Syed Qutb pula berkata, manusia akan bersiap sedia mempertahankan diri dari kejahatan syaitan
"apabila seseorang itu menyadari bahwa syaitan yang tidak nampak itu membisikkan kejahatan di dalam hati manusia secara halus dan tidak dapat dilihat, begitu juga apabila dia menyadari ada manusia menaburkan kejahatan di dalam hati manusia sama seperti syaitan yang tidak nampak itu … ."Menurut Syed Qutb lagi, syaitan telah mengisytiharkan perang terus-menerus terhadap manusia. Perisytiharan itu lahir dari tabiat jahat, angkuh, hasad dengki dan dendam kesumatnya terhadap manusia. Syaitan telah meminta kebenaran dari Allah untuk memerangi manusia, dan permintaan itu telah dikabulkan oleh Allah karena suatu hikmat yang diketahui-Nya.
Walau bagaimanapun, Allah menyediakan manusia dengan iman sebagai perisai untuk menghadapi angkara murka syaitan. Allah menjadikan zikir sebagai kelengkapan perang untuk manusia menghadapi bala tentera syaitan. Allah telah membekali manusia dengan doa sebagai senjata yang dapat melindungi manusia dari godaan syaitan. Seandainya manusia melupakan perisai, kelengkapan dan alat senjata itu, maka manusia itu sajalah yang patut disalahkan! (Tafsir fi Zilalil Qur'an, Juz Amma (Jawi), Dian Darulnaim 1988, hlm. 18-19.)