Kesempurnaan
kepribadian Rasulullah Saw., tidak saja meliputi rohani, tetapi juga
meliputi seluruh jasmani beliau. Para ahli riwayat
seperti para sahabat tidak bisa menggambarkan secara gamblang dengan
bahasa sastra apapun tentang kesempurnaan fisik beliau, terutama
keelokan wajahnya. Karena keelokan wajah beliau yang sebenarnnya
tidak bisa diuraikan dengan kata-kata.
Mereka
berusaha untuk menggambarkan secara persis, tetapi tetap tidak
berhasil. Sebab siapa yang bisa menggambarkan suat warna dengan
pasti?. Misalnya warna kulit Rasulullah, bentuk badannya, cara
berjalannya, gaya bicaranya dan lain sebagainya.
Tetapi
usaha para perawi ini sangatlah berharga. Karena tanpa mereka, kita
yang hidup pada zaman sekarang ini, tentu tidak bisa membayangkan
bentuk beliau secara fisik. Yang jelas, beliau memiliki banyak
kelebihan secara fisik dibandingkan dengan fisik para Nabi Allah yang
lain. Maka tidak mengherankan bila ada perawi yang mengatakan bahwa
Rasulullah Saw., itu lebih tampan wajahnya dibandingkan dengan Nabi
Yusuf as..
Al-Qurtubiy
seorang ahli tafsir kenamaan mengatakan
“Tidak mungkin tampak dengan jelasnya keindahan wajah Rasulullah Saw., karena penglihatan kita tidak sanggup menatap wajah beliau sepenuhnya !”.1
Ketika
Abu Thufail ditanya tentang sifat-sifat Rasulullah Saw., ia berkata
“Beliau berwajah putih menarik, tampak berseri-seri bila sedang bergembira. Paras mukanya bagaikan bulan purnama yang memancarkan sinarnya.”
Bukhari
dan Muslim meriwayatkan dari Al-Barra’, bahwa Rasulullah Saw.,
adalah sebagus-bagus manusia dalam hal paras mukanya.
“Wajahnya laksana matahari yang memancar!” Demikian pendapat Abu Hurairah ra menurut riwayat At- Tirmidzi.
Masih
menurut At-Tirmidzi, bahwa sahabat Ali ra dalam menggambarkan
sifat-sifat Rasulullah Saw., sebagai berikut
“Bahwa wajah beliau itu bulat dan penuh daya tarik.”
Aisyah
berkata :
Para sahabat sepakat di dalam menggambarkan sifat-sifat Rasulullah Saw., bahwa wajah beliau itu bersinar, ketampanan kaya sangat mempesona.Bila Rasulullah Saw., sedang bergembira maka paras mukanya bagaikan belahan bulan purnama (Menurut riwayat At-Tirmidzi).
Abu
Bakar Ash-Shiddiq dan Ka’ab bin Malik dalam melukiskan wajah
Rasulullah Saw., sebagai berikut
“Wajah beliau seolah-olah lingkaran bulan purnama!”
Sahabat
Jabir dalam menggambarkan bentuk dan rupa Rasulullah Saw., sebagai
berikut
“Bahwa wajah beliau itu bulat laksana matahari atau bulan purnama”.2
Hasan
bin Ali meriwayatkan dari Abi Hallah, bahwa Rasulullah Saw.,
“bertampan muka sangat gagah, berwibawa dan berseri-seri bagaikan bulan purnama” (Riwayat At-Tirmidzi).
Apabila
beliau tersenyum, maka senyumnya bagaikan butiran air embun. Bila
berbicara maka bagaikan mutiara yang gugur dari isi pembicaraannya.
Jika beliau bercakap-cakap bagaikan minyak misik yang keluar dari
mulutnya. Bila berjalan di suat lorong, maka dapat di ketahui bahwa
beliau telah melaluinya. Apabila beliau duduk di sebuah majelis, maka
bau keharumannya tetap membekas sampai beberapa hari lamanya,
sekalipun beliau telah pergi dari situ. Beliau selalu berbau harum,
meskipun tidak memakai wangi-wangian.
Apabila
beliau sedang berjalan bersama para sahabatnya, maka beliau bagaikan
bulan purnama yang ada di antara bintang-bintang yang gemerlapan.
Bila berjumpa beliau di waktu malam, maka seakan-akan manusia berada
di siang hari karena dari pancaran cahayanya.3
Tatkala
Jabir Samurah menatap wajah Rasulullah Saw., di malam terang bulan,
ia lantas berkata
“Aku memandang wajah Rasulullah lalu melihat ke arah bulan, maka wajah beliau jauh lebih indah dari pada bulan yang sedang memancarkan cahayanya itu”.4
Ummu
Ma’bad wanita yang pernah melihat Rasulullah Saw., dan belum
mengenalnya, ia lantas bercerita kepada suaminya
“Aku melihat seorang lelaki yang tampan mukanya bersinar, bagus dan rupawan !”, Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dan Al-Baihaqiy.
Di
dalam kitab yang sama juga diceritakan
“barang siapa yang melihat wajahnya tentu akan mengerti bahwa beliau bukanlah wajah penipu. Beliau juga bukanlah seorang pengumpat dan menyacat. Bila dalam keadaan gembira, maka wajahnya bagaikan potongan bulan. Apabila berbicara dengan manusia, seakan-akan mereka memetik buah yang manis.”
Ada
seorang wanita dari suku Hamdan bercerita dengan bangganya :
“Aku pernah melakukan haji bersama Rasulullah”.
Kemudian ia ditanya
tentang sifat-sifat beliau ?. maka wanita itu menjawab singkat
“Wajah beliau bagaikan bulan purnama, aku belum pernah melihat orang yang sebagus beliau parasnya”.5
Putra
Rabi’ binti Mu’awwidz ketika bertanya kepada ibunya tentang sifat
Rasulullah Saw., maka dijawab oleh ibunya
“Aku melihatnya bagaikan matahari terbit !” (Riwayat Al-Baihaqily).
Diceritakan
dalam kitab “Maulidud Diba’iy” bahwa kedua pelipis
Rasulullah Saw., tampak cemerlang bercahaya, hitam pekat seluruh
rambutnya. Bagaikan huruf Alif bentuk mancung hidungnya, bagaikan
huruf Mim bulat mulutnya, bagaikan huruf Nun lengkung keningnya.
Pendengarannya dapat mendengarkan geritan Qalam di Lauhul Mahfudh,
penglihatannya mampu menembus lapisan langit ketujuh”.6
Kata
salah seorang yang mendifati beliau :
“Aku tidak pernah melihat seorang berambut hitam yang berpakaian merah yang dapat melebihi keindahannya dari Rasulullah Saw”.
Pernah
ditanyakan oleh sebagian orang :
“ Betulkah wajah beliau itu bagaikan bulan ?”,
maka jawabnya :
“Bahkan lebih terang dari pada bulan yang tidak tertutup awan. Abu Ishaq pernah bertanya kepada Al-Barra’ : “Apakah wajah Rasulullah Saw., itu bersinarnya seperti kilatan pedang ?”. Al-Barra’ menjawab : “Bukan (seperti kilatan pedang), melainkan seperti bulan”.7
Memang
Rasulullah Saw., benar-benar memperoleh keagungan dan sifat-sifat
yang serba sempurna !.
Kata
sebagian orang yang mensifati wajah Rasulullah :
“Aku tidak pernah melihat sebelum dan sesudahnya seorangpun yang ketampanannya menyerupai Rasulullah. Tiada mampu lidah yang lancar apabila menghitung kelebihan sifat-sifat keutamaan beliau”.8
Urwah
meriwayatkan dari Aisyah Ra., ia berkata :
“Ketika Rasulullah Saw., datang ke tempat Aisyah dengan penuh keceriaan, maka bersinarlah wajah beliau”.9
Al-Jurairiy
Ra., bertanya kepada Abu Thufail :
“Apakah kamu pernah melihat Rasulullah Saw.?”. Thufail menjawab : “Pernah, beliau itu putih kulitnya dan tampan wajahnya”.10
Abu
Juhaifah Ra., berkata :
“Aku melihat Rasulullah Saw., putih kulitnya dan beruban, dan Hasan bin Ali itu menyerupai beliau (wajahnya).11
“Rasulullah Saw., itu bersinar wajahnya ketika dalam keadaan bergembira. Pada waktu berliau bergembira maka wajahnya bersinar seakan-akan merupakan potongan bulan, dan itulah yang kami ketahui”.12
Kalau
kita perhatikan dari beberapa keterangan hadits maupun pendapat
berbagai shahabat yang pernah bertemu dengan Rasulullah Saw., seperti
penjelasan diatas, hal ini membuktikan bahwa wajah beliau itu
sebenarnya lebih tampan dan berwibawa dibandingkan dengan ketampanan
Nabi Yusuf As. Sebab ketampanan dan keelokan wajah Rasulullah Saw.,
jauh lebih sempurna dibandingkan dengan ketampanan wajah para Rasul
dan Nabi Allah yang lain, termasuk ketampanan Nabi Yusuf As.
Ket
:
-
Insan Kamil, hal : 17
-
HR. Muslim, lihat “Insan Kamil”, hal : 18
-
Maulidud Diba’iy, hal : 17-18
-
HR. At-Tirmidzi, lihat “Insan Kamil”, hal : 18
-
HR. At-Tirmidzi, lihat “Insan Kamil”, hal : 18
-
Maulidud Diba’iy, hal : 7
-
Shahih Bukhari, hal : II / 272
-
Maulidud Diba’iy, hal : 18
-
Shahih Bukhari, hal : II / 272
-
Shahih Muslim, hal : VII / 84
-
Shahih Muslim, hal : VII / 85
-
Shahih Bukhari, hal : II 272