Malapetaka yang menimpa umat mansia sedunia adalah
pernyataan bangsa Yahudi yang menganggap bahwa dirinya adalah “Makhluk Allah
yang paling mulia”.
Dulu
bangsa Yahudi bernaung di bawah pemerintahan Mesir. Mereka pada waktu itu
tersisih, karena tidak mau luwes dalam pergaulan, bertengga dan
bermasyarakat.Mereka menutup diri dan membatasi waktu untuk ikut dalam
aktivitas kemasyarakatan. Akhirnya mereka merasa terhimpit dan diperbudak.
Setelah lama tercekam dalam kondisi yang amat memprihatinkan, Nabi Musa bisa
membebaskan mereka dari cengkeraman raja Mesir yang terkenal bernama Fir’aun.
Pada akhirnya mereka bisa membentuk emerintahan dan negara bagi bangsa Israel,
kemudian memproklamirkan diri sebagai makhluk Allah yang termulia. Mereka
berkata “Pertolongan Allah akan terus
dicurahkan kepada kami. Allah selalu membuka jalan kemenangan. Ia akan memberi
kekuatan yang akan membuat kami berada diatas segala bangsa. Benteng Allah
selalu berada di depan kami”.
Dongeng-dengeng keunggulan nenek
moyang Israel telah merasuk keseluruh relung-relung jiwa Israel.
Sanjungan0sanjungan telah diselinapkan di dalamnya. Aatas dasar inilah mereka
memandang dirinya sebagai bangsa yang seperior (unggul) dan melihat bangsa lain
sebagai budak mereka. Tanah, lahan, hasil bumi dan harta kekayaan bangsa lain
dianggap sebagai harta Israel yang boleh diambil secara paksa. Oleh karena itu
mereka menyusun strategi ekploitasi dan perampasan. Segala macan cara akan
ditempuh untuk merampas hak orang lain dan tipu muslihat sampai dengan
kekerasan dan senjata canggih. Tindakan biadab itu mereka lakukan dengan
argumentasi logis, biografis dan berbau religius (agamis). Argumentasi itu kini
dikumandangkan melalui jaringan media massa yang memiliki oplag besar.
Kadangkala melalui jaringan televisi dan radio yang memiliki radius
internasional.
Di
bidang hubungan antar bangsa, Israel melarang berhubungan damai dan hidup setia
kawan, kecuali bila ada situasi yang memaksa mereka. Walaupun demikian, mereka
selalu mengamati data-data dan segi kelemahan bangsa lain. Agar pada waktu
tertentu, mereka bisa melumatkan kekuatan bangsa lain melalui
kelemahan-kelemahannya, serta menguras kekayaannya.
Ambisi
Israel seperti itu terpancar dari hati yang rakus dan dendam kesumat yang
merasuki jiwa mereka sepanjang masa. Penyakit ini tidak hanya menjangkau satu
generasi saja, melainkan terus diwariskan kepada generasi berikutnya agar mudah
dipengaruhi untuk memperjuangkan eksistensi bangsa Israel sebagai makhluk yang
terpandang di dunia.
Untuk
merealisir doktrin tersebut, dibutuhkan adanya argumen yang mendukung
keberadaan Israel sebagai bangsa terkemuka didunia. Argumen itu antara lain :
”Allah memberi kekuasaan penuh terhadap tanah Kanaan (Palestina) kepada Ibrahim, Ishak dan anak cucu mereka yaitu bangsa Israel untuk sepanjang masa” Sumber : Bibel Kitab Kejadian, 15 : 18 -21, 17 : 7 - 8, 26 : 2 – 5 Bibel Kisah Rasul, 7 : 2 – 5 |
Doktrin di atas menjadi gincu hiasan bibir para
propagandisnya. Memang, argumen itu ada di dalam kitab suci Yahudi di berbagai
halaman. Dalam salah satu uraian yang tercantum pada kitab suci tersebut,
mengungkapkan bahwa tanah yang telah diwariskan oleh Allah kepada bangsa Israel
adalah tanah yang terbentang mulai dari sungai Nil sampai sungai Eufrat.
Kitab
suci itu ditulis setelah Nabi Musa wafat dan penulisannyapun baru dilakukan
setelah melintasi masa yang amat panjang setelah kematian Nabi Musa. Oleh
karena itu sulitlah untuk mencari data otentik, sehingga terjadilah penyisipan,
penambahan dan pengurangan. Hal ini sudah cukup menjadikan kitab suci itu
diragukan kebenarannya. Selain itu gaya penulisannya yang amat jauh berbeda
satu dengan yang lain sebagai bukti bahwa pendataan atau penulisannya tidak
dilakukan oleh satu tangan. Akhirnya untuk menceritakan satu kejadian saja, ada
yang mirip dan ada yang bertentangan. Untuk menentukan masa kejadianpun sulit
disesuaikan. Sehingga akan menyulitkan pembaca untuk memilih mana yang benar
dan mana yang salah. Selain itu, masih banyak ayat-ayat yang perlu dikoreksi
lagi dan membutuhkan perbaikan yang lebih sempurna.
Kitab
itu juga mencerminkan berbagai gambaran dan bayangan yang diwarnai oleh angan
fantasi manusia, sehingga ayat-ayatnya banyak yang saling berselisihan.
Disamping itu isinya memuat insiden-insiden yang penjabarannya terpengaruh oleh
kehidupan bangsa Yahudi setelah keluarnya mereka dari negeri Mesir menuju ke
Kanaan, yaitu wilayah bagian Barat dan Timur Yordan. Bagi yang mengkaji apa
yang tercantum dalam kitab Taurat pada kitab Kejadian, pasti akan menarik
kesimpulan bahwa kitab itu disisipi kaplsuan.
“Kitab Kejadian” secara
garis besar menerangkan penciptaan alam semesta dan manusia, kisah Nabi Nuh dan
keturunannya, kisah Nabi Ibrahim dan keturunannya sampai periode Yakub dan
anak-anak beliau. Dalam kisah ini banyak silang selisih antara yang satu dengan
yang lain. Karena dongengan itu bersumber dari imajinasi manusia, akibatnya ia
tidak rasional dan jauh dari kebenaran. Dengan demikian dapatlah diketahui
dongengan itu bersumber dari imajinasi manusia, akibatnya ia tidak rasional dan
jauh dari kebenaran. Dengan demikian dapatlah diketahui bahwa kitab suci ini
ditulis setelah Israel keluar dari Mesir.
Dalam
kitab itu ada keterangan bahwa Nabi ibrahim pernah menerima wahyu yang berisi “Allah memberi kekuasaan tanah kapada beliau
dan keterunannya”. Menurut ahli sejarah bahwa tanah tersebut adlah Bagian
Barat Yordan, menurut mereka beliau tinggal di tanah tersebut setelah datang
dari mengeri Irak.
Sejak
Nabi Ibrahim tinggal di daerah Barat Yordan, beliau pernah menerima wahtu dari
Allah, yang memerintahkan agar nabi Ibrahim mengarahkan pandangannya ke Selatan, Utara dna Timur. Batas pandangan beliau
itulah sebagai batas tanah yang diberikan oleh Allah kepada Ibrahim dan
keterunannya.
”Pandanglah ke sekelilingmu dan pandanglah dari tempat engkau itu ke timur dan barat, utara dan selatan, sebab seluruh negeri yang kau lihat itu akan kuberikan kepadamu dan keturunanmu untuk selama-lamanya.” Sumber : bibel Kejadian 13 : 14-15 |
Sekian lama beliau tinggal di tanah yang dijanjikan oleh Allah (menurut para ahli sejarah, tanah itu adalah daerah barat Yordan). Kemudian Allah memberi wahyu lagi :
”Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir (Nil) sampai kesungai yang besar itu, sungai Eufrat : Yakni tanah orang Keni, orang Kenas, orang Kadmon, orang Het, orang Feris, orang Refaim, orang Amori, orang Kanaan, orang Girgasi dan orang Yebus itu” Sumber : Bibel Kejadian 15 : 18 - 21 |
<= Bangsa Yahudi | Not Pages => |
|