“Bukan urusan saya untuk memikirkan diri saya sendiri.
Urusan saya adalah untuk memikirkan Tuhan. Dan urusan-Nya lah untuk memikirkan
saya.” Simone Weil"
Kebanyakan orang meyakini bahwa
dalam hidup ia harus berjuang meraih semua keinginannya dengan berusaha keras,
membanting tulang hingga tetes darah penghabisan. Padahal tuntunan agama
menjanjikan berbagai kemudahan atau kesuksesan akan datang menghampiri jika
dalam ikhtiarnya manusia berhasil bersyukur, menikmati prosesnya, dan
menyerahkan seluruh urusan dan kepentingan hanya kepada Tuhan. Inilah
kompetensi ikhlas.
Ikhlas sebagai keterampilan atau
skill,
yang lebih bercirikan silent operation dari pikiran dan
perasaan yang “tak tampak” namun sangat powerful itu. Ikhlas yang bukan
hanya diucapkan di bibir atau dipikirkan di kepala, melainkan keterampilan
untuk menciptakan “peristiwa keikhlasan” di dasar hati yang terdalam. Di
tingkat kuantum. Oleh karena hanya dengan kualitas keikhlasan yang benar-benar
terasa di hati dan terukur secara objektif inilah kita akan mampu mengarungi
kehidupan dengan penuh keyakinan. Dengan suatu kepastian sukses yang melampaui
rasio pikiran, namun “terdenganr” bergitu jelas di hati.
Jadi, sebelum Anda tergesa
melakukan sesuatu untuk mengubah nasib menuju yang lebih baik, ada baiknya
untuk sejenak bertafakur merenungkan apa sebenarnya unsur quanta dari kondisi nasib yang ingin Anda ubah itu.
Nasib seseorang mencerminkan
karekternya. Sementara karakter orang itu berasal dari semua kebiasaan serta
tindakannya. Dan tindakannya berasal dari pikirannya yang bermuara dari
perasaannya. Nasib, karakter, kebiasaan dan tindakan adalah sesuatu “yang
tampak”. Sementara pikiran dan perasaan adalah energi kuantum “yang tak
tampak”.
Kenyataan kuantum ini mengatakan
: Anda bisa “mengatur” perasaan Anda untuk mengubah nasib Anda. Otomatis!
Di dalam buku terbarunya, The
Speed of Trust, Stephen M.R. Covey menuliskan : untuk meraih tujuan
hidup pribadi dan bahkan di dunia korporat “tidak ada sesuatu yang bisa
melebihi kecepatan trust”. Sungguh benar! Oleh kare trust atau sifat percaya
kepada orang lain, berasal dari rasa percaya terhadap diri sendiri dan Tuhan
adalah salah satu unsur utama ikhlas. Sehinggaaplikasinya tentu akan
mengaktivasi gerakan kekuatan kuantum yang memiliki daya dorong, daya pukul dan
tenaga yang sangat dahsyat, menuju tercapainya tujuan secara cepat.
Jika Anda
beruntung, di sekitar Anda ada beberapa orang yang terampilmenerapkan sikap
ikhlas dalam hidupnya. Di mana Anda sering takjub mendengar keajaiban yang
meraka alami dalam lingkungan sosial dan keluarganya, keberuntungan yang mereka
temukan dalam bisnis, juga dalam berbagai hal lain yang sepertinya tak masuk
akal. Tapi semua itu bisa dimengerti, karena begitu kita mengikhlaskan sesuatu,
maka kita telah menyerahkan hal itu kepada Yang Maha Kuasa sehingga kecerdasan
Tuhanlah yang bekerja pada diri kita dengan mekanisme yang sulit dipahami oleh
pikiran manusia.
Referensi :
Quantum Ikhlas,
Erbe Sentanu