Hanya Ilustrasi Sepasang Kekasih |
Buat Adam diberi Allah tempat di dalam Surga. Makanan dan minuman tersedia serba cukup. Begitu juga apa saja yang ia inginkan.
Tetapi sayang, Adam tinggal di Surga itu seorang diri, sebatangkara. Tempat yang bagaimanapun juga bagusnya, makanan dan minuman yang bagaimanapun lezatnya, tidak memberikan kepuasan dan kebahagiaan yang sempurna. Manusia membutuhkan teman, sekalipun hanya seorang, dengan siapa dia dapat mengemukakan suka dan dukanya, atau kasih dan sayangnya.
Teman inilah yang tidak dipunyai Adam, sekalipun dia sudah mempunyai Surga dengan segala kesenangannya. Sebab itu hidupnya selalu dalam kesepian.
Allah tahu akan penderitaan yang berupa kesepian yang diderita Adam di dalam Surga itu. Lalu Allah akan menciptakan makhluk baru yang sama dengan Adam, tetapi jenis wanita, untuk menyempurnakan segala kekurangan dan kesepian dalam hidup Adam, untuk menjadi isterinya. Dengan tujuan yang lebih tinggi, ialah untuk meramaikan permukaan bumi untuk membuat sejarah kebudayaan yang lebih menarik. Sesaat kemudian, Adam mengantuk, lalu tertidur. Di kala dia tertidur itulah, Allah Swt., menciptakan manusia kedua, jenis wanita, istri Adam yang bernama Hawa.
Baca Juga : Senjata Ampuh pada Diri Manusia
Setelah Adam terbangun dan membuka kedua matanya, dia melihat seseorang berdiri di sampingnya, orang yang belum pernah dilihat Adam sebelumnya. Orang itu dipersilahkan Adam duduk disampingnya dan kepadanya Adam lalu bertanya :
“Siapakah Engkau dan siapa namamu ?”
Hawa Menjawab :
“Saya adalah wanita dan aku belum tahu akan namaku sendiri”.
Bukan main senang dan gembiranya Adam melihat wanita itu dan berkata serta menggerak-gerakkan badannya.
“Engkau, aku beri nama HAWA artinya orang yang aku rindukkan”, kata Adam kepadanya.
Para Malaikat datang dan bertanya kepada Adam : “Siapakah nama temanmu itu ya Adam?”
“Namanya Hawa”, sahut Adam.
Dengan istrinya bernama Hawa ini, hilanglah kesepian dalam hidup Adam. Keduanya hidup berbahagia girang di dalam Surga, aman dan tenteram, tidak kenal takut dan lelah, makan minum sepuas-puasnya, karena segala-galanya tersedia serba cukup.