Baca Artikel Sebelumnya => Setelah diciptakan ini kata pertama ia katakan
Hanya Iblis yang tidak mau sujud dan tidak mau
menghormati kepada Adam. Dia tetap berdiri dan membangkang dengan sombongnya, tidak
mau menjalankan apa yang diperintahkan Allah
Allah lalu berkata kepada Iblis itu :
“Bukankah engkau juga makhluk ciptaanKu, yang juga harus tunduk dan menjalankan perintahKu ? tetapi kenapa engkau tidak sujud dan tidak memberi hormat terhadap Adam sebagaimana Aku perintahkan ?”
Iblis menjawab :
“Engkau ciptakan aku dari api dan Adam dari tanah. Api lebih mulia dari tanah. Itu berarti aku yang lebih mulia dari Adam. Maka tidak sepantasnyalah aku sujud dan hormat terhadap Adam itu.”
Mendengar sanggahan Iblis itu, Tuhan menjadi
marah lalu berkata kepada Iblis :
“Tempat ini (Surga) bukan tempat orang yang menyanggah terhadap Aku. Sekarang juga, engkau harus keluar dan enyah dari sini”.
Sesudah keluar dan terusir dari Surga, Iblis
kembali menyanggah dan berkata kepada Allah :
“Ya Tuhan. Engkau usir aku dari Surga ini karena Adam, aku bersumpah, bahwa aku dengan semua anak keturunanku akan memusuhi Adam serta semua anak dan turunannya, buat selama-lamanya. Mereka akan aku sesatkan. Mereka akan aku celakakan. Aku akan ajak dan anjurkan kepada mereka untuk berbuat kejelekan dan kerusakan, agar kehidupan mereka selamanya susah dan kacau balau”.
Mendengar ancaman Iblis itu, Allah lalu berkata
:
“Untuk menghindarkan tipu dayamu itu, kepada manusia akan Aku beri suatu senjata yang ampuh, ialah Akal. Akal itu akan Aku bimbing dengan petunjuk-petunjuk (agama). Manusia yang tetap mempergunakan akal dan taat pada petunjuk-petunjukKu, tidak akan dapat engkau sesatkan dan perdayakan. Dengan akal itu, mereka akan dapat membedakan yang baik dan yang buruk dengan tuntunan petunjukKu, akal mereka akan mempunyai daya berpikir yang benar. Siapa-siapa yang tidak mempergunakan akal dan tidak taat akan petunjukKu, tentu dapat engkau goda dan sesatkan. Ini akan dipertanggung jawabkan dihadapanKu nanti di hari kemudian (Akhirat)”.
Mendengar keterangan Allah itu, Iblis terdiam.
Tetapi hatinya makin mendongkol, iri hati dan dengkinya terhadap manusia
bertambah memuncak.
Dia berpaling kepada Adam. Mata dan seluruh
perhatiannya sekarang ini ditujukannya kepada Adam. Dia ingin tahu dimata letak
kelemahan-kelemahan jasmani dan rohani manusia. Adam di pelajarinya dari segala
segi. Akhirnya Iblis berkesimpulan, bahwa manusia itu selain mempunyai kekuatan
berpikir yaitu akal yang amat hebat itu, juga mempunyai banyak
kelemahan-kelemahannya.
Disamping akal itu, manusia mempunyai nafsu dan
nafsu itu banyak sekali macam ragamnya. Ada nafsu terhadap makanan dan minuman,
ada nafsu kelamin atau syahwat ada nafsu terhadap harta-benda dan kekayaan,
terhadap rumah tempat tinggal dan kendaraan dan ada pula nafsu terhadap pangkat
dan kedudukan yang tinggi ditengah-tengah sesama manusia.
Di tiap-tiap macam nafsu, tabiat dan karakter,
terdapat banyak sekali pintu-pintu atau lubang-lubang kelemahan dan saban waktu
dapat dimasuki Iblis untuk memperdayakan dan mengacaukan kehidupan manusia.
Setelah melihat semua kelemahan itu, Iblis
tertawa kecut. Dia tertawa dan gembira, karena berhasil melihat kelemahan
manusia. Tetapi hatinya menjadi kecut dan takut, bahwa manusia disamping
mempunyai kekuatan yang hebat yaitu akal, juga dengan akal itu dapat menerima
petunjuk-petunjuk Tuha. Petunjuk Tuhan itu adalah merupakan suatu benteng
berlapis baja yang tidak mungkin dapat ditembus Setan dan Iblis.
Iblis dari semula mengakui akan kelemahan
dirinya menghadapi manusia yang sadar dan beriman yang berbentengkan petunjuk
Allah dalam hidupnya. Bahkan kalau kita manusia mengerti dan sadar akan
kelemahan Iblis dan kekuatan rahasia dari keimanan yang penuh terhadap Allah
dan petunjuk-petunjuk Allah, manusia akan selamat dalam kehidupan dunia dan
akhiratnya dan akan terhindar dari tipu muslihat Iblis atau kesesatan dalam
hidup.
Iblis adalah satu kekuatan gaib yang dapat
disamakan dengan gelap. Sedang keimanan terhadap Allah dan petunjuk-petunjuk
Ilahi adalah satu kekuatan gaib yang dapat disamakan dengan terang atau cahaya.
Bila suatu tempat tidak dimasuki oleh cahaya, pasti tempat itu diisi oleh
gelap. Bila tempat yang gelap itu dimasuki cahaya, pasti gelapnya lenyap.
Begitu pulalah manusia sebagai tempat. Bila dia
kosong dari keimanan dan petunjuk Ilahi, akan bersimaharajalelalah setan dan
Iblis atas dirinya. Tetapi bila manusia mempunyai keimanan di dada dan selalu
disiram dengan petunjuk-petunjuk Illahi, segala daya upaya Iblis tidak akan mampu
memperdayakannya.
Kepada Adam, Allah ajarkan pengetahuan pokok
untuk dapat hidup di permukaan bumi. Allah mengajarkan pada Adam nama dari tiap
sesuatu.
Untuk sekedar membuktikan kepada para Malaikat,
bahwa Manusia pantas menjadi Khalifah di bumi dan pantas mendapat penghormatan
dari malaikat. Allah lalu memanggil Adam dan Malaikat supaya berkumpul.
Kepada para Malaikat, Allah lalu berfirman :
“Coba kamu sebutkan nama dari tiap-tiap sesuatu yang terdapat di permukaan bumi itu, sekiranya kamu mengetahuinya”
Dengan merendahkan diri serendah-rendahnya,
Malaikat menjawab :
"Maha Suci Engkau, Ya Tuhan Kami. Kami tidak mengetahui nama-nama dari semua itu. Pengetahuan kami hanya sekedar apa yang Engkau ajarkan kepada kami, hanya Engkau sajalah ya Allah yang mengetahui segala-galanya”.
Allah lalu berkata kepada Adam :
“Hai Adam. Sekarang coba engkau sebutkan nama dari benda-benda itu semuanya !”
Dengan tangkas Adam lalu menyebutkan nama dari
tiap-tiap benda yang dihadapkan Allah kepadanya, di hadapam semua Malaikat.
Kemudian Allah lalu berfirman kepada malaikat :
“Bukankah Aku sudah katakan kepada kamu sekalian, bahwa Aku mengetahui apa yang kamu tidak mengetahui, tentang rahasia-rahasia langit dan bumi, Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan.