Semenjak
usia kurang lebih lima atau enam tahun, ketika Rasulullah masih dalam
pengasuhan Halimah Sa’diyah, Allah benar-benar memulai mempersiapkan
beliau untuk menjadi orang nomor satu bagi umatnya. Yang
dipersiapkan dalam diri beliau adalah batiniahnya. Hati beliau
dibersihkan dan disucikan dari segala kotoran nafsu dan kejahatan
dengan air dan surga.
Untuk
itu semua, Allah mengutus kepada Jibril untuk membersihkan dada
Rasulullah Saw., dengan cara mengoprasinya. Peristiwa itu terjadi
ketika beliau masih kecil dan sedang bermain-main dengan teman
sebayanya.
Dikisahkan
dalam kitab “Maulidud Diba’iy” : pada suatu ketika
Muhammad Saw., sedang bermain disuatu tempat agak jauh dari tempat
tinggalnya, tiba-tiba ia didatangi oleh tiga malaikat yang berwajah
lelaki ganteng bagaikan matahari dan bulan. Anak-anak kecil yang
sedang berada didekat beliau saling berlarian karena ketakutan,
sedangkan beliau tetap tinggal diam dengan penuh keheranan.
Selanjutnya ketiga orang tadi membaringkannya di atas tanah dengan
perlahan-lahan, lalu mereka membedah perut beliau secara halus.
Setelah itu, mereka mengeluarkan hati Muhammad Saw., dan lapangkannya
dengan mengisi kebaikan-kebaikan, serta membuang yang menjadi bagian
bisikan setan. Kemudian diisinya dengan ketabahan, ilmu pengetahuan,
keyakinan dan keridhaan. Setelah mencukupi keperluannya, para
malaikat kemudian mengembalikan hati beliau pada tempatnya semula.
Sedangkan beliau sepertinya tidak merasakan hal-hal yang aneh pada
tubuhnya.
Sesudah
mengoperasi dada Rasulullah Saw., Jibril lalu berkata kepadanya :
“Wahai kekasih yang Maha Kasih, andaikata engkau mengetahui
kehendak Allah dari kebaikan-kebaikan yang diberikan kepadamu, tentu
engkau mengetahui betapa tingginya kedudukanmu melebihi yang lain
dan engkau akan semakin bertambah gembira dan bersuka ria, serta
bertambah indah dan bercahaya wajahmu. Wahai Muahammad !
gembiralah... Sesungguhnya telah dikabarkan pada alam raya ini
tentang panji-panji ilmu pengetahuanmu. Seluruh makhluk menyambut
gembira akan kehadiranmu, tidak ada satupun dari makhluk Allah
kecuali tunduk dan patuh kepadamu serta mendengarkan sabda-sabdamu.
Wahai Muhammad ! akan datang kepadamu unta yang memohon keselamatan
darimu, termasuk binatang dlob (biawak) dan kijang yang akan
menyaksikan risalahmu, pohon, bulan dan srigala semuanya mengakui
atas kenabianmu dalam waktu yang dekat ini. Wahai Muhammad !
kendaraanmu adalah Buraq, keindahanmu selalu dirindukan. Malaikat
Jibril yang akan memimpin kerajaanmu, ia telah mengumandangkan
sebutan namamu diseluruh penjuruh dunia. Bulan akan mengikuti
perintahmu sebagai bukti mukjizatmu ia akan terbelah menjadi dua !”.
Disaat
Rasulullah Saw., sedang asik-asiknya mendengarkan dan memperhatikan
keterangan malaikat, tiba-tiba Halimah menjemputnya dengan
memanggil-manggil namanya sambil berteriak : “wahai anakku yang
jauh disana...!”, lalu malaikat menjawab : “Bukan engkau yang
jauh, justru engkaulah yang dekat disisi Allah dan engkaulah pilihan
kekasihNya !”.
Halimah
kemudian berkata : “Wahai anakku yang sendirian disana !”.
malaikat lantas menjawab : “Wahai Muhammad ! engkau tidaklah
sendirian, bahkan engkaulah orang yang mempunyai pengukuhan.
Penghiburmu adalah Allah Yang Maha Terpuji lagi Maha Agung.
Teman-temanmu adalah saudara-saudaramu yang terdiri dari para
malaikat dan orang-orang ahli tauhid!”.
Ketika
Halimah berkata : “Wahai anak yatimku !”. Malaikat yang dekat
dengan beliau itu menjawab : “Kebaikan Allah selalu diberikan
kepadamu sebagai anak yatim. Sungguh kedudukanmu disisi Allah adalah
benar!”
Sewaktu
Halimah melihat Muhammad Saw., dalam keadaan selamat dari marabahaya,
maka ia pulang kerumah bersama beliau dengan perasaan gembira.
Sesampainya
dirumah, Halimah menceritakan apa yang terjadi pada anak asuhannya
itu pada seorang Kahin (juru peramal). Kemudian Kahin itu bertanya
kepada Muhammad Saw. : “Wahai anak dari negeri sumur zamzam, dari
makom Ibrahim, dari rukun Yamani serta Baitul Haram, apakah engkau
mengalami hal tersebut dalam keadaan terjaga atau dalam keadaan
tidur?”. Muhammad Saw., menjawab : “Demi kehormatan Raja yang
Maha Melihat, aku melihat dengan kepala mata sendiri dalam keadaan
terjaga dan aku tidak meragukan kejadian tersebut, pada saat itu
pandangan mataku juga tidak terhalang!”.
Mendengar
penuturan Muhammad Saw., yang jujur ini, maka Kahin berkata kepadanya
: “Wahai anak! Gembiralah engkau, sebab engkau akan membawa
panji-panji, kenabianmu menjadi kunci penutup para Nabi. Akan datang
kepadamu malaikat Jibril, diatas hamparan alas yang suci engkau akan
memperoleh firman Tuhan Yang Maha Agung. Tidak ada seorangpun yang
mampu menghitung ke utamaan yang meliputi dirimu dan sebagian dari
sifat-sifatmu lidah para penyanjung sudah tidak mempu lagi menuturkan
kata-kata indah buatmu”.
Sedangkan
Muhammad Hamzah As-Sa’dawiy menceritakan dalam kitab “Mu’jizatun
Nabiy” sebagai berikut : Pada suatu hari Nabi Muhammad Saw., pergi
bersama saudara-saudara sesusuannya untuk mengembala kambing. Sesudah
tiba di tanah lapang, pada saat kambing-kambing yang digembalanya itu
sedang melahap rerumputan dan dedaunan, tiba-tiba datang dua malaikat
yang menjelma orang lelaki yang berbaju putih bersih menghampirinya.
Tanpa
basa-basi kedua malaikat itu langsung merebahkan Muhammad Saw., lalu
membelah perutnya. Melihat kejadian tersebut, saudara-saudaranya lari
terbirit-birit pulang ke rumah untuk memberitahukan peristiwa yang
dialami Muhammad Saw., kepada Halimah.
Alangkah
terperanjatnya hati Halimah mendengar berita ini. Dengan secepat
kilat dia memberitahukan peristiwa itu kepada suaminya dengan suara
tergagap-gagap, lidahnya kelu. Dia tidak mengetahui apa yang harus
dilakukan. Suaminya kemudian mengajaknya pergi untuk menyaksikan
dengan mata kepala sendiri.
Setelah
sampai ditanah lapang, dia melihat Muhammad Saw., dalam keadaan baik.
Dengan perasaan gembira dia merangkulnya dan menciuminya seraya
bertanya : “Apa ada sesuatu yang terjadi pada dirimu, wahai
anakku?”.
Dengan
santai sekali Muhammad Saw., menuturkan semua apa yang baru
dialaminya, beliau mengatakan : Ada dua orang yang berbaju putih
bersih datang menghampiriku dengan membawa baskom dari emas yang
diisi dengan air es. Mereka lalu merebahkan aku dan melakukan operasi
kilat pada perutku. Mereka memungut darah hitam legam dari perutku
dan membuangnya, kemudian mereka berkata : “Ini adalah sarang setan
!”. selanjutnya mereka mensucikan hatiku dan perutku dengan air es
yang mereka bawa. Setelah itu mereka menutup perutku kembali seperti
semula. Sebelum mereka pergi mereka merangkul aku dan mencium dahi
diantara kedua mataku, kemudian mereka pergi jauh dan lenyap dari
pandanganku !”.
Halimah
benar-benar tercengang memdengar kisah ajaib yang baru dialami oleh
anak asuhannya. Tersiratlah dalam benaknya, bahwa anak ini akan
berusia panjang dan akan menjadi orang besar yang diidam-idamkan.
Sedangkan
menurut kitab “Qishshatul Mi’raj” karangan Syekh Ahmad
Ad-Dardir diceritakan sebagai berikut : Sewaktu Rasulullah Saw.,
berada di Hijir Ismail didekat Baitullah dengan tidur
berbaring disamping dua orang lelaki, tiba-tiba datang
kepadanya Jibril dan Mikail yang disertai oleh beberapa malaikat yang
lain. Para malaikat yang mengiringi Jibril ini membawa air zamzam.
Kemudian para malaikat menidurkan beliau dengan posisi terlentang.
Jibril lalu memerintahkan para malaikat lain untuk melakukan operasi
bedah pada tubuh Rasulullah Saw..
Jibril
lalu berkata kepada malaikat Mikail : “Bawalah kepadaku air zamzam
untuk mensucikan hati Rasulullah !”. Jibril selanjutnya membedah
dada Rasulullah dengan mengeluarkan hatinya untuk di sucikan tiga
kali dengan air zamzam, dibersihkan dari berbagai kotoran. Mikail
memberikan tiga baskom air zamzam kepada Jibril untuk dipakai
membersihkan hati Rasulullah. Kemudian Mikail memberikan baskom lagi
kepada Jibril yang terbuat dari emas, yang didalamnya di penuhi
hikmah dan iman.
Isi
baskom yang terakhir ini kemudian dituangkan kedalam hati Rasulullah
Saw.. jibril selanjutnya mengisi dada beliau dengan sifat hilm, ilmu,
keyakinan dan islam. Setelah itu, Jibril menutup kembali seperti
semula dan memberikan stempel kenabian yang diletakkan diantara dua
bahunya.
Muslim
meriwayatkan dari Anas ra., : Rasulullah Saw., didatangi oleh Jibril
ketika sedang bermain dengan anak-anak sebayanya, beliau lalu
dibaringkan diatas tanah, kemudian dikeluarkan hatinya untuk dicuci
dalam sebuah bejana dari emas yang berisi air zamzam. Setelah itu,
hati beliau ditutup seperti keadaan semula. Anak-anak teman
sepermainannya ketika melihat peristiwa tersebut pada takut dan
dengan tergesa-gesa berlarian, kemudian mereka memberitahukan kepada
ibu susuannya, seraya berkata : “Bahwa Muhammad telah terbunuh!”.
Akhirnya orang banyak yang mendengarkan hiruk-pikuk anak-anak itu
segera mendatangi tempat kejadian, mereka ingin melihatnya dengan
perasaan lemah dan pucat. Anas ra., selanjutnya berkata : “Aku
dengan mata kepalaku sendiri melihat bekas belahan operasi itu pada
dada Nabi Saw.
Adapun
mengenai berapa kali Rasulullah Saw., dioperasi, dikalangan para ulama
telah terjadi perbedaan pendapat. Ada yang mengatakan 3 kali, juga
ada yang berpendapat 4 kali.
Ulama
yang berpendapat bahwa Rasulullah Saw., dioperasi tiga kali itu
menjelaskan rinciannya sebagai berikut :
1.
Beliau dioperasi selagi beliau masih kecil dibawah asuhan Halimah
Sa’diyah.
2.
Beliau dioperasi ketika berumur 10 tahun, konon hikmah dari
pengoperasian ini karena beliau sedang mendekati dewasa (aqil baligh).
Untuk itu beliau perlu dibersihkan lagi agar terpelihara dari segala
sesuatu yang lazimnya dialami oleh mereka yang sedang berada diusia
peralihan.
3. Pengoperasian itu, menurut ulama ahli tahqiq adalah untuk memperteguh
hati dan persiapan untuk menghadapi dan bermunajat kepada Allah
sekaligus menyaksikan Nur Illahi Rabbi dengan segala keindahan dan ke
agungan-Nya.
Ada
pula sebagian ulama yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw., mengalami
operasi sebanyak 4 kali, menjelaskan sebagai berikut :
1.
Ketika beliau masih kecil dalam asuhan Halimah. Pengoperasian ini
bertujuan untuk membersihkan hati beliau dari pengaruh nafsu dan
setan.
2.
ketika beliau berusia 10 tahun. Operasi yang kedua ini dilakukan
dengan tujuan mempersiapkan beliau dalam menapaki usia remaja, agar
tingkah lakunya semakin baik dan sempurna.
3.
Ketika beliau menginjak dewasa. Tujuannya adalah untuk menyempurnakan
sifat kelelakiannya, agar beliau menjadi orang yang bertanggung jawab
dan tidak pengecut.
4.
Tatkala beliau akan mendapat mandat kenabian dan menerima wahyu, maka
operasi itu dilakukan untuk menyempurnakan segala tingkah laku
beliau, baik perkataan maupun tindakan.
Al-Hafidz
Al-Asqalaniy berkata :
Semua riwayat tentang pembedahan (operasi) dada Rasulullah Saw. dan segala peristiwa ajaib yang menyertainya wajib diterima. Tanpa mengalihkan arti yang hakiki dari padanya. Karena bagi Allah dengan kekuasaan-Nya segala sesuatu itu ada yang mustahil.
As-Suyutiy
berkata :
Diingkarinya peristiwa pembedahan dada Rasulullah Saw., oleh sebagian orang di zaman ini, atau dipalingkannya dari arti yang hakiki merupakan suatu kesalahan atau kecerobohan yang fatal. Hal ini seringkali diakibatkan oleh ketekunan mereka dalam mempelajari ilmu filsafat serta jauhnya dari ilmu As-Sunnah (agama).
Semua
peristiwa mengandung hikmah, itu adalah benar dan hikmah dibalik
pengoperasian dada Rasulullah, telah ada beberapa ulama yang berusaha
mengkaji secara mendalam untuk menyingkap hikmah atau rahasia-rahasia
yang terkandung dari pembedahan dada Rasulullah Saw., mereka antara
lain :
Ibnu
Munir : Dibelahnya dada Rasulullah Saw., untuk dibersihkan
hatinya itu dengan tujuan agar nanti beliau sabar dalam menghadapi
berbagai peristiwa. Sebagaimana ujian Allah yang diberikan kepada
Nabi Ismail As., tatkala perintah Allah datang kepada ayahnya untuk
menyembelihnya.
Syekh
Abu Muhammad bin Abi Jamrah : Diantara hikmah di belahnya dada
Rasulullah Saw., adalah untuk meningkatkan keyakinan, karena beliau
menyaksikan sendiri menyebabkan hati beliau semakin tentram dan
tenang dalam menghadapi apapun juga.
Abu
Hasan As-Subukiy : Segumpal darah yang ada dalam jantung setiap
manusia dapat dimanfaatkan oleh setan, maka dengan dibersihkannya hati
Rasulullah Saw., maka sudah tidak ada jalan bagi setan untuk
memperngaruhinya.
Ibnu
Hajar : Bahwa masing-masing peristiwa (pengoperasian) itu
mengandung hikmah yang besar, yang pertama pembedahan dada itu di
masa kecilnya adalah untuk menyempurnakan hal ihwalnya, juga untuk
melindungi dari gangguan setan yang terkutuk. Pembedahan kedua,
terjadi menjelang kebangkitannya sebagai Rasul Allah. Pembedahan ini
bertujuan untuk menambah kehormatan baginya dalam rangka tugas
sucinya, sebab beliau akan menerima apa yang akan diturunkan
kepadanya. Oleh karena itu, beliau membutuhkan keteguhan hati dan
kondisi yang sangat bersih dan suci. Sedangkan pembedahan ketiga
terjadi ketika beliau akan melaksanakan Isra’ Mi’raj menuju
kelangit, sebagai persiapan menghadap dan bermunajat kepada Allah
SWT.
Al-Hafidz
Asy-Syamiy : Hikmah dibelahnya dada Rasulullah Saw., yang kedua
terjadi pada usia menjelang kedewasaan, maka dibelahnya dada beliau
pada waktu itu, untuk disucikan hatinya dengan tujuan agar beliau
tidak mengalami apa yang biasa dialami manusia yang sedang dalam masa
peralihan itu.
Ibnu
Hajar berkata lagi : Kemungkinan disucikannya hati Rasulullah
Saw., berulangkali agar beliau semakin bertambah kebersihannya.
As-Suhailitiy
: Tempat dari emas, dimana hati Rasulullah Saw., dicuci
sebagaimana yang disebutkan dalam beberapa riwayat pada peristiwa
itu, karena emas itu yang dalam bahasa Arab disebut “Dzahab”,
sesuai dengan apa yang tersirat, maka kalimat tersebut mengisyaratkan
dan memberi petunjuk akan kalimat Dzahaab yang berarti menghilangkan.
Seolah-olah Allah menghendaki hilangnya segala noda dan kotoran dan
mensucikan beliau sesuci-sucinya. Perlu diketahui, bahwa emas adalah
logam mulia yang paling bersih zat dan unsurnya dibandingkan dengan
logam-logam yang lain.
Adapun
hikmah dicucinya hati Rasulullah dengan menggunakan air es dan salju,
menurut sebagian riwayat adalah sebagai penawar lagi pula sangar
bersih, sebab air tersebut tidak tersentuh oleh kotoran tanah.
Disamping itu, air es dan salju merupakan lambang kecerahan masa
depan Rasulullah Saw. dan umatnya, serta syari’ah yang dibawanya
masa depannya akan lebih cerah, kemenangan yang akan dirainya itu
menunjukkan ketenangan dan kesucian hatinya, belum lagi ditambah
dengan ampunan Allah kepada umatnya.
Ibnu
Naihyah : dada beliau dicuci dengan air es, karena rasa keyakinan
yang sangat menyejukkan hatinya. Hal ini sejalan dengan doa beliau
pada setiap selesai Takbiratul Ihram dalam shalat (Doa Iftitah) :
“Yaa Allah bersihkanlah segala dosaku dengan air es dan Barad!”.
Maka Allah menghendaki agar hati beliau dicuci dengan air yang
berasal dari surga dalam mangkok yang terbuat dari emas, penuh hikmah
dan keimanan, agar hati beliau merasakan kelezatannya, lebih tekun
mengajak manusia untuk masuk Surga agar memperoleh segala
kenikmatannya.