Jahiliyah artinya bodoh zaman jahiliyah yaitu zaman sebelum Islam
datang di kalangan mereka, ketika itu mereka belum mengetahui apa-apa yang
halal dan apa-apa yang haram atau dengan kata lain apa-apa yang dilarang Allah dan
apa-apa yang diperintah Allah.
Mereka hidup hanya menurutkan kehendak hawa nafsunya dan
adat istiadat yang diterimanya turun temurun dari nenek moyangnya. Agama mereka
adalah menyembah berhala (patung) yang tidak bisa bicara, bergerak dan
tiap-tiap kota mempunyai berhala sendiri-sendiri, dengan tempat beribadah
sendiri-sendiri pula, berhala-berhala yang mereka puja adalah Lata dan Uzzaa.
Pusat keagamaannya ialah kota Mekkah pada Ka’bah suci yang di dirikan oleh Nabi
Ibrahim dan Nabi Ismail itu terdapat lebih dari tiga ratus enam puluh buah
berhala, sebagai wakil dari segala berhala yang di sembah oleh bangsa itu.
Lain dari pada itu ada juga yang menyembah binatang, api,
pasir, makanan, matahari, bulan dan lain-lain. Akan tetapi walaupun demikian
mereka itu masih tetap percaya akan adanya Allah. Berhala itu katanya hanyalah
menjadi perantaraan kepada Tuhan saja. Mereka itu dinamai orang musyrik artinya
orang yang mempersekutukan Allah, di samping itu ada juga bangsa Arab yang
memeluk agama Yahudi, agama kristen, tetapi sedikit sekali bilangannya.
Udara tanah Arab yang panas dan penghidupan yang sukar
dicari dalam negeri itu menyebabkan penduduknya bertabiat kasar dan kejam.
Perkara yang kecill-kecil saja dapat menjadi pangkal persengketaan dan
menimbulkan peperangan oleh karena itu di sana sini tidak putus-putusnya
terjadi pertumpahan darah.
Bangsa Arab itu sangat suka kepada kebebasan, mereka tidak
mau di kongkong dan amat gemar meperturutkan hawa nafsunya, berjudi dan minuman
yang memabukkan dipandangnya suatu kehormatan. Barang siapa yang tidak pandai
berjudi dan tidak suka minum arak terpandang rendah dalam pergaulan mereka dan
kalau seorang ayah mati isterinya yang banyak itu turut menjadi harta waris
yang dibagi-bagikan kepada anak-anaknya, tidak jarang anak laki-laki yang
mendapat pusaka berupa ibu tirinya sendiri.
Oleh karena kedudukan kaum wanita ketika itu sangat rendah,
amat bencilah bangsawan-bangsawan Arab memperoleh keturunan anak perempuan.
Anak perempuan yang baru lahir terus ddikuburkan hidup-hidup
kedalam kubur yang telah disediakan lebih dahulu. Bila bayi itu telah di
timbuni, barulah lega perasaan si ayah seakan-akan baru terhindar dari suatu
bahaya besar yang hampir menimpa dirinya.
Oleh karena banyak perempuan yang dibunuh maka kuranglah jumlah
kaum wanita, dengan kurangnya kaum wanita itu timbullah poliandri yaitu seorang
perempuan bersuami beberapa orang laki-laki.
Hal ini tentu saja merusak kepada keturunan. Akan tetapi
walaupun demikian bangsa Arab itu termashur pula baik budi bahasanya. Mereka
sangat memuliakan dan menghormati tamu-tamunya yang datang melindungkan diri
kerumahnya dipertahankan dengan diri dan jiwanya. Dalam hal itu bangsa Arab
tidak ada bandingannya di muka bumi ini. Tapi disamping itu mereka msyhur pula,
suka merampok orang asing yang bertemu di tengah jalan sering dirampiknya atau
dibunuhnya, orang Arab juga sangat gemar berpidato dan bersyair dalam hal
bersyair mereka tidak kalah dengan pujangga-pujangga yang ulung di dunia.
Apalagi syair-syair itu dijelmakan dengan bahasa yang sangat indah melihat
perasaan yang terkandung di dalam perasaan syair-syair itu tidak mjungkin
rasanya mereka itu akan bersifat kejam dan kasar. Kehalusan itu agaknya
ditimbulkan oleh keindahan padang pasir, terutama pada waktu malam, ketika berjuta-juta
binatang berkelap-kelip dengan sedikit juapundi halangi oleh awan.
Tiap tahun bulan Zulka’dah yaitu ketika di haramkan
berperang menurut adat, diadakan orang pasar keramaian diUkuz de dekat Thoif.
Dari sela pelosok orang datang menghadiri pasar itu, diantara pertandingan yang
bermacam-macam, diadakan pula disana sayembara syair yang sangat meriah,
syair-syair yang terbagus di sambut oleh khalayak ramai dengan sorak sorai yang
gemuruh, kemudian dilukisan dengan tinta mas dalam huruf-huruf yang indah dan
digantungkan di Ka’bah.
Tujuh dari pada syair-syair yang terbagus itu yaitu
al-muallaqat namanya sampai sekarang masih di simpan dan dapat membuktikan
kepada kita sampai dimana ketinggian seni yang pernah dicapai oleh bangsa badui
itu.
<= Makkah Zaman Dulu | No Page => |
|