Diantara Fadhilah (Keutamaan) Berbakti Kepada
Kedua Orang Tua ;
Pertama
Bahwa
berbakti kepada kedua orang tua adalah amal yang paling utama. Dengan dasar
diantaranya yaitu hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang disepakati
oleh Bukhari dan Muslim, dari sahabat Abu Abdirrahman Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu
'anhu. "Artinya : Dari Abdullah bin Mas'ud katanya,
"Aku bertanya kepada Nabi Shallallahu 'alaihi
wa sallam tentang amal-amal yang paling utama dan dicintai Allah ? Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, Pertama shalat pada waktunya (dalam
riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya), kedua berbakti kepada kedua
orang tua, ketiga jihad di jalan Allah" [Hadits Riwayat Bukhari I/134, Muslim No.85, Fathul
Baari 2/9]
Dengan demikian jika ingin kebajikan harus
didahulukan amal-amal yang paling utama di antaranya adalah birrul walidain
(berbakti kepada kedua orang tua).
Kedua
Bahwa ridla
Allah tergantung kepada keridlaan orang tua. Dalam hadits yang diriwayatkan
oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad, Ibnu HIbban, Hakim dan Imam Tirmidzi dari
sahabat Abdillah bin Amr dikatakan.
"Artinya : Dari Abdillah bin Amr bin Ash
Radhiyallahu 'anhuma dikatakan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda, "Ridla Allah tergantung kepada keridlaan orang tua dan murka
Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua" [Hadits Riwayat Bukhari dalam Adabul Mufrad (2),
Ibnu Hibban (2026-Mawarid-), Tirmidzi (1900), Hakim (4/151-152)]
Ketiga
Bahwa berbakti kepada kedua orang tua dapat
menghilangkan kesulitan yang sedang dialami yaitu dengan cara bertawasul dengan
amal shahih tersebut. Dengan dasar hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
dari Ibnu Umar.
"Artinya : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda, "Pada suatu hari tiga orang berjalan, lalu kehujanan.
Mereka berteduh pada sebuah gua di kaki sebuah gunung. Ketika mereka ada di
dalamnya, tiba-tiba sebuah batu besar runtuh dan menutupi pintu gua. Sebagian
mereka berkata pada yang lain, 'Ingatlah amal terbaik yang pernah kamu
lakukan'. Kemudian mereka memohon kepada Allah dan bertawassul melalui amal
tersebut, dengan harapan agar Allah menghilangkan kesulitan tersebut.
Salah satu diantara mereka berkata, "Ya
Allah, sesungguhnya aku mempunyai kedua orang tua yang sudah lanjut usia
sedangkan aku mempunyai istri dan anak-anak yang masih kecil. Aku mengembala
kambing, ketika pulang ke rumah aku selalu memerah susu dan memberikan kepada
kedua orang tuaku sebelum orang lain. Suatu hari aku harus berjalan jauh untuk
mencari kayu bakar dan mencari nafkah sehingga pulang telah larut malam dan aku
dapati kedua orang tuaku sudah tertidur, lalu aku tetap memerah susu
sebagaimana sebelumnya.
Susu tersebut tetap aku pegang lalu aku mendatangi
keduanya namun keduanya masih tertidur pulas. Anak-anakku merengek-rengek
menangis untuk meminta susu ini dan aku tidak memberikannya. Aku tidak akan
memberikan kepada siapa pun sebelum susu yang aku perah ini kuberikan kepada
kedua orang tuaku.
Kemudian aku tunggu sampai keduanya bangun. Pagi
hari ketika orang tuaku bangun, aku berikan susu ini kepada keduanya. Setelah keduanya
minum lalu kuberikan kepada anak-anaku. Ya Allah, seandainya perbuatan ini
adalah perbuatan yang baik karena Engkau ya Allah, bukakanlah. "Maka batu
yang menutupi pintu gua itupun bergeser" [Hadits Riwayat Bukhari (Fathul
Baari 4/449 No. 2272), Muslim (2473) (100) Bab Qishshah Ashabil Ghaar Ats
Tsalatsah Wat-Tawasul bi Shalihil A'mal]
Ini menunjukkan bahwa perbuatan berbakti kepada
kedua orang tua yang pernah kita lakukan, dapat digunakan untuk bertawassul
kepada Allah ketika kita mengalami kesulitan, Insya Allah kesulitan tersebut
akan hilang. Berbagai kesulitan yang dialami seseorang saat ini diantaranya
karena perbuatan durhaka kepada kedua orang tuanya. Kalau kita mengetahui,
bagaimana beratnya orang tua kita telah bersusah payah untuk kita, maka
perbuatan 'Si Anak' yang 'bergadang' untuk memerah susu tersebut belum
sebanding dengan jasa orang tuanya ketika mengurusnya sewaktu kecil. 'Si Anak'
melakukan pekerjaan tersebut tiap hari dengan tidak ada perasaan bosan dan
lelah atau yang lainnya. Bahkan ketika kedua orang tuanya sudah tidur, dia rela
menunggu keduanya bangun di pagi hari meskipun anaknya menangis.
Ini menunjukkan bahwa kebutuhan kedua orang tua
harus didahulukan daripada kebutuhan anak kita sendiri dalam rangka berbakti
kepada kedua orang tua. Bahkan dalam riwayat yang lain disebutkan berbakti
kepada orang tua harus didahulukan dari pada berbuat baik kepada istri
sebagaimana diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'anhuma ketika
diperintahkan oleh bapaknya (Umar bin Khaththab) untuk menceraikan istrinya, ia
bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Ceraikan istrimuu" [Hadits
Riwayat Abu Dawud No. 5138, Tirimidzi No. 1189 beliau berkata, "Hadits
Hasan Shahih"]
Dalam
riwayat Abdullah bin Mas'ud yang disampaikan sebelumnya disebutkan bahwa
berbakti kepada kedua orang tua harus didahulukan daripada jihad di jalan Allah
Subhanahu wa Ta'ala. Begitu besarnya jasa kedua orang tua kita, sehingga apapun
yang kita lakukan untuk berbakti kepada kedua orang tua tidak akan dapat
membalas jasa keduanya.
Di dalam
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari disebutkan bahwa ketika sahabat
Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'anhuma melihat seorang menggendong ibunya untuk
tawaf di Ka'bah dan ke mana saja 'Si Ibu' menginginkan, orang tersebut bertanya
kepada, "Wahai Abdullah bin Umar, dengan perbuatanku ini apakah aku sudah
membalas jasa ibuku.?" Jawab Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'anhuma,
"Belum, setetespun engkau belum dapat membalas kebaikan kedua orang
tuamu" [Shahih Al Adabul Mufrad No.9]
Orang tua kita telah megurusi kita mulai dari
kandungan dengan beban yang dirasakannya sangat berat dan susah payah. Demikian
juga ketika melahirkan, ibu kita mempertaruhkan jiwanya antara hidup dan mati.
Ketika kita lahir, ibu lah yang menyusui kita kemudian membersihkan kotoran
kita. Semuanya dilakukan oleh ibu kita, bukan oleh orang lain. Ibu kita selalu
menemani ketika kita terjaga dan menangis baik di pagi, siang atau malam hari.
Apabila kita sakit tidak ada yang bisa menangis kecuali ibu kita. Sementara
bapak kita juga berusaha agar kita segera sembuh dengan membawa ke dokter atau
yang lain. Sehingga kalau ditawarkan antara hidup dan mati, ibu kita akan
memilih mati agar kita tetap hidup. Itulah jasa seorang ibu terhadap anaknya.
Keempat
Dengan
berbakti kepada kedua orang tua akan diluaskan rizki dan dipanjangkan umur.
Sebagaimana dalam hadits yang disepakati oleh Bukhari dan Muslim, dari sahabat
Anas Radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Barangsiapa yang suka diluaskan
rizkinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menyambung tali
silaturahmi"
[Hadits Riwayat Bukhari 7/72, Muslim 2557, Abu
Dawud 1693]
Dalam ayat-ayat Al-Qur'an atau hadits-hadits Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam dianjurkan untuk menyambung tali silaturahmi.
Dalam silaturahmi, yang harus didahulukan silaturahmi kepada kedua orang tua
sebelum kepada yang lain. Banyak diantara saudara-saudara kita yang sering
ziarah kepada teman-temannya tetapi kepada orang tuanya sendiri jarang bahkan
tidak pernah. Padahal ketika masih kecil dia selalu bersama ibu dan bapaknya.
Tapi setelah dewasa, seakan-akan dia tidak pernah berkumpul bahkan tidak kenal
dengan kedua orang tuanya. Sesulit apapun harus tetap diusahakan untuk
bersilaturahmi kepada kedua orang tua. Karena dengan dekat kepada keduanya
insya Allah akan dimudahkan rizki dan dipanjangkan umur.
Sebagaimana dikatakan oleh Imam Nawawi bahwa
dengan silaturahmi akan diakhirkannya ajal dan umur seseorang.[1] walaupun
masih terdapat perbedaan dikalangan para ulama tentang masalah ini, namun
pendapat yang lebih kuat berdasarkan nash dan zhahir hadits ini bahwa umurnya
memang benar-benar akan dipanjangkan.
Kelima
Manfaat
dari berbakti kepada kedua orang tua yaitu akan dimasukkan ke jannah (surga)
oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Di dalam hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam disebutkan bahwa anak yang durhaka tidak akan masuk surga. Maka
kebalikan dari hadits tersebut yaitu anak yang berbuat baik kepada kedua orang
tua akan dimasukkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala ke jannah (surga).
Dosa-dosa yang Allah Subhanahu wa Ta'ala segerakan
adzabnya di dunia diantaranya adalah berbuat zhalim dan durhaka kepada kedua
orang tua. Dengan demikian jika seorang anak berbuat baik kepada kedua orang
tuanya, Allah Subahanahu wa Ta'ala akan menghindarkannya dari berbagai
malapetaka, dengan izin Allah.